NAME:FAZI OKTIA
CLASS:X1
TEACHER :RONALDO ROZALINO S.Sn
MUSIK RENASSAINS
Pada Zaman Renaissanceterdapat berbagai usaha intelektual untuk menggali kemanusiaan secara seutuhnyadengan kemurnian awal yang menjadi titik ukur pengertian Humanisme awal dalamfilsafat barat, humanisme juga melahirkan banyak keindahan artisitik seni yang
tinggi dan terbuka. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi para seniman Renaissance
yang terkenal seperti Leonardi Da Vinci, Michielangelo dan Raphaello.
Musik Renaissance
Dalam masa Renaissance sebagaimana dengan Zaman Abad Pertengahan, musik
Vokal dianggap jauh lebih penting dari musik Instrumental. Sebagaimana pada
perkembangan filsafat dalam zaman ini, berkembang falsafah humanisme, maka
interst humanistik juga terjadi dalam musik, sehingga terjadi hubungan yang
erat antara kata-kata (lirik) dan vokal.
Para komponis Renaissance membuat musik untuk menekankan arti dan emosi dari teks
lagu. Seorang Musikolog Italia yang bernama Zarlino mengatakan “ ketika kata
dari sebuah lirik lagu menyatakan: ratapan, kesakitan, patahy hati, erangan dan
tangisan maka biarlah harmoni dari lagu tersebut penuh dengan kesedihan”. Para
Komposer Renaissance sering menggunakan lukisan kata-kata, yaitu sebuah
representasi musik dari gambaran puitisasi tertentu. Contoh kata-kata puitis
seperti “naik kesurga” biasanya akan diwakili dengan serangkaian notasi yang
meninggi dst. Dalam musik gereja, alat
musik yang masih terus dan diijinkan penggunaanya hanyalah organ pipa.
Karakteristik dan Texture dari
Musik Renaissance
Texture dari msuik Zaman renaissance yang terutama adalah perkembangan
dengan pesat dari musik Poliphoni. Sebuah lagu Choral secara tipikal mempunyai
empat,
lima
atau enam suara dengan interest melodi yang sejajar, masing-masing suara
mempunyai tema melodi yang sama yang muncul bergantian sebagaimana musik jenis
Kanon. Musik Renaissance lebih penuh dari musik abad pertengahan. Dalam
kebanyakan musik Renaissance penggunaan interval ketiga (terts) sebagai
konsonan merupakan sebuah “idiom” atau kebiasaan musik yang digemari pada zaman
awal renaissance. Idiom ini membuat musik renaissance terdengar santai karena
stabil dan kaya dalam harmoni.
Dalam zaman ini Register
Bass pertama kali digunakan, sebagai musik dasar dari sebuah lagu, dan
kebanyakan Register Bass mempunyai range
nada sebanyak 4 oktaf sehingga dapat menghasilkan harmoni yang kaya bagi lagu
tersebut.
Musik Choral dalam masa
Renaissance tidak memerlukan pengiring instrumental, sehingga kebanyakan ahli
musik mengatakan bahwa zaman renaissance adalh zaman emas bagi Musik A Capella
(musik tanpa iringan), walaupun demikian kadang penggunaan alat musik masih sering
tergunakan untuk mengiringi musik vokal., tetapi penggunaan instrumen musik
dalam musik choral hanyalah untuk memperjelas garis vokal sehingga dapat mngisi
kekosongan penyanyi yang kebetulan tidak datang. Tetapi iringan musik bagi
musik vokal (choral) sangatlah jarang.
Musik Sakral
Dua bentuk utama dalam musik sakral adalah motet dan misa, keduanya
hampir mirip dalam
gaya
, hanya saja misa adalah sebuah komposisi
yang lebih panjang dibandingkan motet. Motet Renaissance adalah sebuah karya
musik choral polyphoni yang terset
kan
seuai dengan teks latin diluar ordinarium missa. Sedangkan Misa Renaissance adalah sebuag komposisi
choral polyphoni yang terdiri dari
lima
bagian: Kyrie, Gloria, Credo, Sanctus dan Agnus Dei. Bentul musik sakral
Renaissance yang lain adalah Madigrale Spirituale dan Laude, bentuk bentuk ini
kurang berkembang dibandingkan bentuk Motet dan Missa.
Tokoh-Tokoh Musik Sakral dari
Zaman Renaissance
Josquin Desprez (1440-1521)
Giovani Perluigi Palestrina (1525-1594)
Johannes Ockeghem (1410-1497)
Musik Sekular
Selama zaman Reniassance musik sekular vokal sangatlah menjadi terkenal
di seluruh Eropa Barat, musik di set
kan
kepada puisi/pantun dalam berbagai macam bahasa seperti: Italia, Perancis,
Jerman, Spanyol, Belanda dan Inggris. Musik Sekular Renaissance biasa digubah
untuk sebuah group vokal atau solo vokal dengan iringan satu atau lebih
instrumen musik. Banyak komponis mengimitasi suara alam seperti kicauan burung
atau teriakan serta pekikan
Jenis musik yang terpenting dalam
musik vokal zaman Renaissance adalah Madrigal, Madrigal adalah sebuah karya
musik vokal untuk solo, atau beberapa suara solo (one voice per part, satu
suara penyanyi untuk setiap bagian suara) yang di set
kan
untuk sebuah puisi kecil yang singkat
biasanya tentang cinta. Seperti Motet, Madrigal menggunakan kombinasi antara
poliphoni dan monophoni, tetapi tidak seperti motet, madrigal menggunakan
lukisan kata-kata dan harmonisasi yang cukup berbeda dengan motet. Seni
Madrigal Renaissance bermula di Italia skitar tahin 1520-an ketika saat itu
terjadi kebangkitan semngat sastra puisi dalam kesusastraan itali, saat itu
untuk menunjang kebangkitan ini, dipublikasikan madrigal sebanyak ribuan dan
kebanyakan dinyanyikan oleh golongan aristokrat dan bangsawan. 1588 dengan
kekalahan Armada Spanyol terhadap Militer Inggris, beberapa banyak Madrigal
italia diterjemahkan ke bahasa Inggris sehinggabanyak komposer Inggris yang
mulai menciptakan Madrigal juga, dan berlangsung selama lebih dari 30 tahun,
pada zaman pemerintahan Ratu Elizabeth I (1533-1603) dan William Shakespeare
(1564-1616) merupakan zaman keemasan baik bagi tradisi Madrigal Inggris ataupun
Kesusatraan Inggris. Jikalau di Italia liriknya kebanyakan serius sedangkan di
Inggris kebanyakan liriknya humoris dan ringan. Jenis musik lain selain Madrigal:
frottola, caccia, chanson (rondeau, virelai, bergerette, ballade, musique
(1600-1750)
Kata Barok (Baroque) dalam
beberapa waktu sepanjang sejarah kadang berarti aneh, sangat penuh dengan
hiasan, rumit, berbelit-belit, berlebihan serta memenuhi tempat dan wadah, baik
dengan tindakan, gerakan, bunyi, hiasan dan warna. Zaman Barok menandai akhir
dari zaman Renaissance (kelahiran kembali) dan masuk kedalam zaman yang lebih
bersifat feodal dan aristokratis. Zaman ini dimulai tahun 1600 dan diakhiri
dengan tahun 1750 dengan wafatnya Johann Sebatian Bach, seorang komponis
kenamaan zaman Barok (1685-1750). Manusia dalam zaman Barok tidak hanya sekedar
melihat kemanusiaannya serta keberadaanya secara seutuhnya sebagaimana dalam zaman
Renaissance dengan humanism nya, manusia
dalam zaman barok mulai memeprhatikan perasaan dan imaginasi (affectus dan fantasi),
manusia dalam zaman barok tidak segan-segan untuk menggali kemanusiaan dan jiwa
seni bahkan sampai memperluas realitas hidup. Oleh karena itu sifat kesenian
dalam zaman ini seakan akan menampilkan sebuah ilusi total yang melebihi dari
realita sesungguhnya (contoh altar gereja yang dihias sedemikan rupa rumitnya
sehingga menyerupai surga yang terbuka, melebihi fungsi fungsionalnya sebagai
meja/mezbah sederhana). Masyarakat dalam zaman masih mempertahankan sistem
feodalisme dengan strata sosial terurut demikan: Raja, Bangsawan, Rohaniwan
(intelektual), penduduk kota (pedagang) dan petani. Kebanyakan karya seni baik
seni rupa, seni lukis dan terutama juga seni musik menjadi kegemaran serta
bagian kehidupan sosial bagi masyarakat barok khususnya Raja, Bangsawan dan
Rohaniwan, sehingga banyak karya-karya seni terkenal meupakan persembahan dan
pesanan bagi ketiga golongan utama dalam maysrakat barok. Kebanyakan Raja dan
Bangsawan memerintah secara absolute. Selain aristokrat, gereja banyak
menggunakan seni barok untuk membuat ibadat lebih atratktif, berkesan dan
surgawi. Bangsa eropa saat ini dibagi menjadi dua golongan: Umat Katolik dan
Umat Protestan. Seniman-seniman yang
terkenal pada zaman ini seperti: Rembrandt, Rubens dan Bernini
Musik
Barok
Dalam seni musik, gaya barok
berkembang dengan pesatnya tahun 1600-1750, dengan dua raksasa musik yang
terkenal G.F. Handel dan Johann Sebastian Bach, musisi yang terkenal lainnya
seperti Claudio Monteverdi, Henry Purcell, Arcangelo Corelli dan Antonio Vivaldi,
walaupun terkenal di zamannya, tetapi tidak seterkenal lintas zaman seperti
Bach dan Handel. Musik Barok dapat dibagi menjadi 3 bagian
1. Musik
Barok Awal (1580-1630)
2. Musik
Barok Pertengahan (1630-1680)
3. Musik
Barok Akhir (1680-1750)
Padas masa Barok awal kebanyakan
komponis menyukai karakteristik homophonic dibandingkan dengan karakter
poliphonik Renaissance, kebanyakan music hanya menggunakan satu melodi diiringi
dengan iringan chord (Aria dan Recitative). Pada masa pertengahan musik
barok bentuk musik baru mulai menjalar di eropa, tangga nada mayor dan minor
menjadi dasar komposisi, dalam zaman ini mulai banyak komponis yang
menggubah karya musik instrumentalia (tanpa vokal), banyak komposisi bagi
instrumen tertentu, paling banyak adalah gubahan untuk biola, dalam periode
ini. Diakhir zaman barok, poliphoni yang jauh lebih rumit menjadi kebanyakan
pilihan para komponis, musik instrumen menjadi sama pentingnya dengan musik
untuk vokal, kebanyakan musik barok yang diketemukan saat ini adalah, musik
barok dari zaman akhir barok (1680-1750).
Karakteristik
Musik Barok
Kesatuan
Ekspresi
Sebuah karya musik barok biasanya
menyatakan satu ekspresi dasar, apabila sebuah karya diawali dengan ekspresi
emosi yang gembira maka ekspresi musik ini akan tetap sampai akhir karya musik
tersebut. Hal ini terutama dapat diketemukan dalam karya musik vokal.
Perubahan ekspresi biasanya diikuti dengan perubahan musiknya juga (musik
diakhiri dan dimulai lagi dengan ekspresi yang berbeda)
Ritme
Dalam musik Barok, ekspresi yang
tetap biasanya disampaikan dengan pola ritme yang terus berlanjut dan cenderung
diulang ulang.
Ritme dan irama lebih ditekankan dibanding dalam musik renaissance.
Melodi
Melodi Barok cenderung
menciptakan perasaan yang berkelanjutan, melodi tema akan diulang terus menerus dalam
sebuah karya musik barok walaupun dalam bentuk yang bervariasi karakter melodi
tema lagu tidaklah berubah banyak
Dinamika
Dalam Musik Barok dinamika
tidaklah berubah secara tiba tiba tetapi bertahap, tetapi walaupun demikian para
penyanyi dan pemain instrumen dalam praktiknya kerap membuat perubahan yang
cukup nyata guna mengekspresikan emosi dalam sebuah karya musik
Textur/Pola
Terutama dalam masa akhir musik
Barok kebanyakan berupa musik musik Poliphony didalam pola musiknya, pola
poliphony yang terdapat dalam musik barok berbeda dengan textur poliphony dalam
musik renaissance. Dalam musik barok terdapat satu atau dua melodi tema yang
berkejar kejaran atau saling berdialog dengan satu sama lainnya, dalam hal
ini biasanya bagian treble (sopran) berdialog dengan bagian bass, dan melodi
utama keduanya diulang ulang, ini menjadi pola dasar poliphony yang digemari.
Word
Painting
Sebagaimana dengan pendahulunya,
musik renaissance, musik barok juga menggunakan tehnik yang sama dalam pengekspresian
musik, yaitu menggunakan word painting, notasi yang disesuaikan dengan
kata-kata, tetapi dalam masa Barok word painting tidak hanya sekedar
menggunakan notasi tetapi juga menggunakan emosi lagu, sehingga lagu-lagu
yang bertemakan kesedihan dan penderitaan pada contohnya akan menggunakan
tangga nada dan musik yang sesuai.
Basso
Continuo
Penggunaan Chord (trinada) menjadi
sangat penting dalam musik barok. Dalam masa barok seluruh struktur musik ada
pada bagian bass. Dalam permainan musik keyboard (Clavichord/Harpsichord) penggunaan chord biasanya akan mengiringi alur melodi Bass. Tehnik permainan
chord (trinada) dengan melodi bass biasa disebut dengan istilah Basso Continuo.
Dengan demikian tehnik permaianan Basso Continuo ini menjadi pengiring utama
dalam seluruh karya musik zaman barok.
Zaman Barok disebut juga sebagai
Zaman Keemasan Basso Continuo.
Ensemble Basso Continuo biasanya
dimainkan oleh dua alat musik, alat musik bass (Cello, Basoon, Contra Bass
dll.) dan alat musik keyboard (alatmusik yang berpapan tuts) dalam zaman ini
adalah harpsichord (untuk musik sekular) dan organ pipa (untuk musik sakral).
Bentuk-Bentuk
Musik
Concerto
Grosso
Sebuah Orkes Musik dalam Musik
Barok biasa disebut dengan istilah Musik Kamar (Chamber Orchestra). Dalam sebuah
orkes kamar biasa dibagi menjadi dua bagian pemusik: group besar dan group
kecil. Paduan musik semacam ini biasa disebut dengan Concerto Grosso. Concerto
Grosso adalah sebuah group kecil pemusik yang berperan sebagai Solis – bermain/berdialog
musik dengan group besar pemusik yang
disebut Tutti (Bahasa Italia: Semua) dalam
satu orkes kamar. Dialog antara Solis dan Tutti biasanya adalah dialog
antara dua melodi tema yang dimainkan secara bergantian oleh kedua belah pihak
pemusik, tehnik permaian seperti ini dinamakan Bentuk Ritornello.
Fuga
Fuga adalah sebuah komposisi poliphony
yang berdasarkan sebua tema melodi utama yang disebut sebagai Subyek. Dan dalam sebuah Fuga: Subyek akan
diimitasikan oleh melodi-melodi lain (imitasi dari Subyek). Melodi-melodi
lain ini disebut dengan Suara (Voices).
Opera
Walaupun dimulai pada zaman
Renaissance, tetapi berkembang dengan pesatnya pada zaman barok. Opera dalam
zaman barok adalah Drama yang dinyanyikan dengan iringan orkes. Sebuah opera
dalam zaman ini merupakan kolaborasi antara dramawan dan komponis, dramawan
opera disebut dengan istilah Librettist. Seorang Librettist akan membuat teks
drama sesuai dengan musik yang digubah oleh komponis.
Trio
Sonata
Sonata adalah sebuah gubahan
musik yang terdiri dari dua atau tiga bagian, masing masing dengan karakter dan
tema yang berbeda. Komposisi ini untuk satu sampai delapan instrumen alat
musik. Trio Sonata adalah sebuah sonata untuk tiga melodi: dua melodi tinggi
(treble) dan satu basso continuo (bass). Treble bisa berupa biola, flute, oboe
dll. dan basso continuo: cello atau viola di gamba (cello zaman barok) dengan
harpsichord. Jadi trio sonata biasa di mainkan oleh empat alat musik.
Suita
Sebuah komposisi besar yang
terdiri dari beberapa lagu dengan irama irama tertentu, lagu –lagu yang dipakai
adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai asal dari negara-negara yang
berbeda-beda. Sebuah komposisi suita
bisa digubah untuk sebuah orkes kamar, atau juga bisa digubah untuk satu alat
musik. Contoh sebuah suita dengan lagu-lagu (dansa):
1. Overture
(lagu pembukaan)
2. Gavotte
3. Minuet
4. Bourree
5. Gigue
Cantata
Cantata merupakan sebuah karya
yang dinyanyikan, (selalu menggunakan vokal), dan biasanya sebuah kantata
adalah sebuah karya musik gerejawi. Sebuah cantata biasanya dinyanyikan dalam
ibadat gereja reformasi (Protestant). Sebuah cantata dalam zaman barok biasanya
berdasarkan ayat-ayat dari Kitab Suci dan himne-himne jemaat. Sebuah cantata
biasanya digubah untuk sebuah paduan suara, solis vokal , organ pipa dan orkes
kamar.
Komponis-Komponis
Zaman Barok
1. Johann
Sebastian Bach
2. George
F. Handel
3. Henry
Purcell
4. Antonio
Vivaldi
5. Giovani
Baptista Pergolesi
6. Jean
P. Remeau
7. Johann
G. Walther
8. Arcangelo
Corelli
9. Claudio
Monteverdi
Musik Era Klasik |
Musik era klasik dimulai dari tahun 1750 hingga tahun 1820. Era musik klasik terletak diantara era baroque dan era romantik. Banyak sekali composer-composer terhebat yang pernah ada di dunia musik hidup di era klasik. Sebut saja Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, dan Ludwig van Beethoven. Lalu masih ada Luigi Boccherini, Muzio Clementi, Carl Phillipp Emanuel Bach, Johann Ladislaus Dussek, dan Cristoph Willibald Gluck. Pada masa transisi antara musik klasik dan romantic juga melahirkan banyak sekali composer kelas dunia. Nama-nama seperti Franz Schubert, Johann Nepomuk Hummel, Carl Maria von Webber, dan Luigi Cherubini. Bahkan Ludwig van Beethoven juga berkarir di era ini. Era musik klasik juga sering disebut sebagai era musik klasik Viennese atau wiener klassik dalam bahasa jerman. Hal tersebut terjadi karena banyak sekali composer yang berkarya di Vienna dan membentuk Viennese School. Para composer-composer yang bekerja di Vienna tersebut antara lain adalah Wolfgang Amadeus Mozart, Joseph Haydn, Ludwig van Beethoven, dan Franz Schubert. Karakteristik musik dari era klasik adalah homophonic yang melodinya diatas iringan chord. Banyak sekali musik yang sangat indah dalam bentuk, proporsi, keseimbangan, moderasi, dan juga kontrolnya. Musik di era ini juga terkenal sangat indah dan elegan dengan ekspresi dan struktur musik yang dikerjakan dengan sangat sempurna. Bila dibandingkan dengan musik era baroque, musik era klasik lebih ringan, lebih mudah dan tidak membingungkan, serta mempunya tekstur yang jauh lebih jelas. Melodi yang dimainkan di era ini biasnaya lebih pendek dari era baroque. Ukuran dari orchestra sangat berkembang baik dalam kuantitas maupun kualitas. Lalu instrument harpsichord yang sudah tidak digunakan lagi dan digantikan oleh Piano. Pada era klasik ini, piano dimainkan dengan ditemani oleh Alberti bass dan semakin kaya dengan suara dan semakin kuat. Bentuk sonata juga sangat berkembang dan menjadi elemen utama dalam era musik klasik. Hal terbaik dari musik klasik adalah mereka menjadi elemen dasar dari semua musik di era selanjutnya. Bahkan ada ungkapan bahwa musik klasik tidak akan pernah mati. Contohnya Franz Schubert, Carl Maria von Weber, dan John Field yang hidup di era transisi dan menjadi generasi klasik romantik. Banyak sekali composer di era setelah era klasik yang masih belajar dari karya-karya Mozart dan Beethoven. Bahkan keagungan karya dari Beethoven dalam Moonlight Sonata telah menjadi contoh dan inspirasi dari ratusan karya lain setelahnya. Bahkan karya dari Mozart masih dimainkan dan dipelajari dalam harmoni dan orchestra musik seteleh 80 tahun kematian dia. Jatuhnya era musik klasik ditandai dengan jatuhnya generasi Vienna yang mulai ditinggalkan oleh composer ternama di masa itu. |
Musik Era Romantik (.1810-1920)
Musik era romantik dimulai pada tahun 1815 dan berakhir pada tahun 1910. Walaupun dinamakan era musik romantik, bukan berarti musik di era ini hanya berisi tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Sebenarnya era musik tersebut dinamakan romantik karena dapat menggambarkan komposisi musik pada jangka waktu tersebut. Lalu kenapa disebut romantik? Sekali lagi romantik disini tidak ada hubungannya dengan cinta. Namun karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Pada contohnya, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua composer pada era romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya.
Era musik klasik sendiri ditandai dengan terciptanya symphony berjudul Eroica yang diciptakan oleh Ludwig Van Beethoven. Era ini merupakan transisi dari era musik klasik dan modern. Hal inilah yang menyebabkan jenis musik menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Contohnya, daripada memakai pivot chord, era musik klasik lebih banyak memakai pivot note. Composer seperti Beethoven dan Richard Wagner lebih suka memakai harmonic dan mengembangkan chord yang sebelumnya tidak dipakai atau juga chord yang diinovasi lebih. Contoh terbaik dari fungsi harmonic adalah Tristan und Isolde dimana Richard Wagner memakai chord temuannya, Tristan chord.
Era ini juga merupakan era opera. Nama Richard Wagner diakui dunia karena ciptaannya di bidang opera yang sering dimainkan. Lalu opera Carmen hasil karya bizet dari prancis dan juga opera verismo dari italia yang menggambarkan realitas, sejarah, dan dongeng melalui indahnya lantunan musik.
Karakteristik utama dari musik romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari composer. Lalu ukuran dari orchestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para composer juga menjadi semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai level sangat tinggi terutama dalam alat musik piano dan biola. Banyak sekali musisi yang dianggap sebagai seorang virtuoso dibidang musik.
Paham nasionalisme juga mewarnai era musik romantik. Reaksi keras dari composer Russia, Bohemia, dan Norwegia yang sangat menentang dominasi Jerman. Conothnya adalah opera dari Mikhail Glinka yang mewakili Russia. Lalu juga ada Bedrich Smetana dan Antonin Dvorak yang menunjukkan nasionalisme mereka dengan menciptakan lagu rakyat Ceko. Masih ada Jean Sibelius yang menulis musik berdasarkan cerita Finlandia, Kalevala dan karya dari Sibelius ini menjadi symbol dari nasionalitas Finlandia
Lukisan pertama adalah karya Nicolas Poussin, salah satu pelukis pada zaman High Baroque yang idenya sangat dipengaruhi oleh gerakan Klasikal. Ini adalah suatu lukisan klasik tulen, subject matter-nya adalah penguburan seorang pahlawan Yunani dan gaya arsitektur yang digambarkan adalah gaya arsitektur Roma. Dalam lukisan ini Poussin menggambarkan dunia menurut kaum rasionalis: dunia yang teratur dan indah, sebuah surga kaum Klasik. Kematian tetap ada, tapi tidak digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan (meskipun tidak juga dengan pengharapan). Air digambarkan begitu tenang, pohon-pohon tidak tertiup angin. Segala sesuatu terlihat jelas dan pada tempatnya. Misteri, horor, dan emosi tidak mempunyai tempat di sini. Lukisan yang kedua adalah hasil karya Caspar David Friedrich, seorang pelukis Romantik. Yang langsung membedakan kedua lukisan ini adalah unsur misterinya. Pemandangan di lukisan Poussin tidak terhalang sama sekali, tapi dalam lukisan Friedrich kabut yang tebal justru menjadi isi lukisannya. Friedrich tidak melukiskan pemandangan yang jelas, dan justru “ketidakjelasan” itulah yang menjadi topik lukisannya. Yang digambarkannya bukan predictability, namun unpredictability. Si Pengembara berdiri dengan pose yang kurang stabil, rambutnya tertiup angin. Di hadapannya terbentang jurang yang tidak terlihat dasarnya, di ujung horison ada puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dari tempat ia berada. Dalam lukisan ini, rasio tidak lagi memegang kendali. Gerakan Romantik adalah suatu respons terhadap Gerakan Klasikal: menolak rasio sebagai satu-satunya otoritas dalam segala sesuatu. Emosi, perasaan, misteri telah menantang posisi rasio. Bahkan usaha untuk mendefinisikan istilah Romanticism pasti akan berakibat reduksional sebab gerakan ini adalah gerakan yang pada intinya menolak definisi, menolak kekakuan sistem dan struktur. Ada suatu perkataan dari zaman Romantik yang mengatakan, “Heard melodies are sweet, but unheard ones are even sweeter.”1
Pada awalnya dampak dari semangat ini dalam musik hanya berakibat eksperimentasi dari pihak komponis; ekspresi hal-hal yang misterius dan di luar logika tidak bisa lagi hanya terpaku dalam sistem yang sudah eksis. Maka ilmu harmoni dan sistem tangga nada yang menjadi warisan zaman-zaman sebelumnya dilebarkan ke dalam area-area yang sebelumnya tidak digunakan. Kromatisasi2, misalnya, dulu digunakan hanya sebagai suplemen, namun musik Romantik menggunakan kromatisasi bukan sebagai bumbu tapi sebagai lauk-pauk. Secara harmoni, musik Romantik juga menggunakan chord progression yang bersifat kromatik yang menyebabkan efek ambiguitas tonal; yaitu suatu lagu yang tidak terlalu jelas berada di tangga nada apa.
Bukan hanya secara melodi dan harmoni, tapi ritme juga menjadi subjek eksperimen. Kalau Saudara memperhatikan partitur di atas, dalam satu ketuk tangan kanan memainkan 4 not sedangkan tangan kiri membagi waktu yang sama untuk memainkan 3 not. Permainan ritme yang irregular seperti ini tidak baru ditemukan pada zaman Romantik, namun pada periode sebelumnya hal seperti ini tidak lumrah ditemukan dengan durasi yang berkepanjangan. Dalam Fantasie-Impromptu karya Chopin hamper keseluruhan ritmenya berpola demikian. Dalam karya musik Klasikal, not pertama atau chord pertama biasanya sangat jelas bunyi dan entry-nya, sesuai dengan prinsip clarity. Tidak demikian dengan musik Romantik. Beethoven misalnya3, dalam Symphony No.9-nya ia sengaja memulai karyanya dengan sangat sangat lembut dan berangsur menjadi keras. Menurut seorang kritikus musik yang menghadiri pementasan pertama symphony tersebut, hal ini mempunyai efek seakan-akan musik tersebut sudah berjalan sejak dahulu kala dan baru sekarang terdengar! Besarnya suatu orkestra juga menjadi tempat eksperimen. Secara tradisional jumlah pemain di sebuah orkestra Klasikal biasanya berkisar antara 30-35 pemain. Hector Berlioz, seorang komponis zaman Romantik pernah mengatakan orkestra idamannya berjumlah 465 instrumen yang berisi antara lain: 120 violins, 45 cellos, 37 double basses, 30 harps, dan 30 pianos. Musik Romantik tidak lagi tetap tinggal dalam hal-hal yang sudah diketahui tetapi memulai suatu perjalanan terhadap hal-hal yang misterius dan indefinite. Sampai dengan zaman Klasikal, konsep aktualisasi diri bukanlah sesuatu yang dimiliki masyarakat Eropa4. Ada yang lahir dalam keluarga bangsawan, ada yang menjadi petani. Masing-masing kemudian menjalani hidupnya di dalam status kelahirannya. Namun pada abad ke-19 khususnya setelah Revolusi Perancis, sistem feudalis masyarakat Eropa mulai runtuh. Kapitalisme dan Merkantilisme menyebar luas dan individualisme mulai lahir. Sebelum Beethoven, para musikus mau tidak mau harus hidup dengan Poussin – Funeral of Phocion tunjangan seorang patron, biasanya smesurĂ©e), canzonetta, villancico, villanella, villotta, lute song. motet-chanson atau motet sekular.Musik Era Modern |
Musik era abad ke 20 dimulai pada tahun 1900 hingga tahun 2000. Sedangkan music kontemporer dimulai pada tahun 1975 hingga sekarang. Dari tahun 1975 hingga 2000 adalah masa dimana music era abad 20 dan kontemporer berjalan berdampingan. Musik abad 20 diawali oleh Claude Debussy yang mengusung gaya impresionis. Para composer benua America memulai karirnya dibidang music dan berjaya seperti Charles Ives, John Alden Carpenter, dan George Gershwin. Masih ada juga Arnold Schoenberg yang lulusan akademi Vienna yang mengembangkan teknik 12 nada. Alat music yang digunakan pada era ini terus digunakan hingga sekarang. Banyak sekali jenis music yang berkembang pada abad 20. Contohnya adalah aliran ekspresionisme dari Schoenberg, neoclassical dari Igor Stravinsky, aliran futurism dari Luigi Russolo, Alexander Mossolov, Prokoliev, Antheil. Selain musik-musik tersebut, masih ada aliran microtonal dari Julian Carillo, Alois Haba, Harry Partch, dan Ben Johnston. Lalu masih ada aliran sosialis dari Prokofiev, Gliere, Kabalevsky, dan composer dari Russia lainnya. Selanjutnya, Steve Reich dan Philip Glass mengusung music dengan harmony yang simple dan ritme minimalis. Musik bersifat konkrit dari Pierre Schaeffer dan music intitusif seperti Karlheinz Stochausen. Terakhir, ada music serialisme dari Pierre Boulez, music politik dari Luigi Nono, dan music aleatoric dari john Cage. Di sisi lain, music kontemporer mengagungkan kesederhanaan. Tokoh terkenal dari aliran kesederhanaan ini adalah Wolfgang Rihm. Karya-karya dari Rihm sangat dihargai di Jerman. Karya-karya dari composer lain yang cukup dihargai adalah symphony no. 3 yang berjudul Symphony of Sorrowful songs dari Gorecki dan juga Cantus in memoriam Benjamin Britten dari Part. Selain itu, masih ada karya berjudul The Veil of the Temple dari Tavener dan juga Silent Songs dari Valentin Silvestrov. Musik kontemporer bisa berasal dari segala tempat dan mempengaruhi gaya music lain. Contohnya adalah gamelan dari Indonesia, instrument tradisional dari Cina, dan juga ragas dari music klasik India. Jenis music seperti rock, jazz, dan juga pop sangatlah berkembang pesat. Hal ini mencatatkan banyak pencipta music yang berkualitas. Keberagaman suku dan budaya di Indonesia sangat berpengaruh terhadap karakteristik masyarakat daerah. Kekayaaan seni budaya tersebut sangat beragam, mulai dari bahasa, kesenian, kuliner, pakaian hingga pengucapan gaya bahasa. Dari keragamaan tersebut masyarakat tetap menjaga kelestariannya di balik era globalisasi yang sudah tinggi. Salah satu keberagaman seni budaya itu adalah musik kontemporer Indonesia, di mana dari tiap-tiap daerah memiliki ciri dan karakteristik sendiri-sendiri. Musik kontemporer ini mengilhami keberadaan musik-musik modern. Simak saja beberapa alat musik yang selalu digunakan untuk menghasilkan karya seni musik yang berkarakter etnis seperti konga, kulintang, angklung, sasando rote, gamelan (Jawa dan Bali), gambang kromong sampai alat musik perpaduan antara etnis Indonesia dengan China yakni tehyan. Beberapa alat musik daerah tersebut yang nantinya menghasilkan musikalitas kontemporer di Indonesia. Dalam tiap-tiap daerah tertentu, musik kontemporer ini digunakan selama berabad-abad untuk mengisi acara-acara adat seperti upacara keagamaan, pernikahan, tarian dan untuk sekedar pertunjukan umum. Dengan sedikit lirik serta nuansa ritme yang memiliki karakter tersendiri, musik kontemporer ini berkembang hingga sekarang dengan berbagai perubahan modern. Perkembangan musik kontemporer ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan musik di tanah air. Tak luput pula musik inipun sudah merambah sampai kelas festival/pertunjukan baik dalam negeri sampai luar negeri. Dalam era sekarang, perpaduan antara musikalitas modern dan kontemporer menjadi tren tersendiri bagi para musisi, mulai dari penggabungan alat musik hingga pemakaian alat musik daerah secara total. Walhasil musikalitas kontemporer benar-benar sangat tinggi. Semoga pelestarian akan musik kontemporer asli Indonesia ini terus berlangsung dan berkembang secara terus menerus. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar